Analisis Semiotika Makna Lirik Lagu "Friday Im In Love" Karya The Cure
Pendahuluan
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara yang diurutkan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, dan nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Dengan kata lain, musik dapat diartikan sebagai suatu ungkapan yang berasal dari perasaan ataupun pengalaman seseorang yang dituangkan dalam bentuk bunyi-bunyian atau suara dan lirik lagu. The Cure yang merupakan band pengusung Punk Rock, Gothic, dan New Wave ini, ialah berasal dari Inggris. Kehadiran mereka banyak memberi influence kepada band-band yang ada saat ini. MTV menjadikan The Cure sebagai Icon MTV pertamanya. Musik The Cure sendiri cenderung berwarna suram, dengan lirik-lirik yang bernuansa keputus-asaan. Gaya vocal Robert Smith yang khas mirip seperti orang tercekik, dengan dandanan khas seperti "Joker", sampai akhirnya menjadi trade mark The Cure sampai sekarang. The Cure merilis satu album dan Friday I’m in Love adalah satu dari 12 lagu yang ada di dalam album ke-sembilan yang berjudul Wish dan dirilis pada 21 April 1922 oleh Fiction Records di Britania Raya dan Elektra Records di Amerika Serikat.
Kerangka Teoritik Metodologi
Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk
penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut
metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah. Penelitian kualitatif dilakukan pada objek alamiah yang berkembang apa
adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Sebagai bentuk dalam mempermudah
penulis melaksanakan penelitian maka diperlukan strategi penelitian yang akan
difokuskan. Fokus dalam penelitian ini
adalah untuk menganalisis makna pada lirik lagu The Cure dengan menggunakan
teori semiotika Saussure yaitu penanda dan petanda, dan juga hubungan
sintagmatik dan paradigmatik. Fokus dalam penelitian ini adalah lirik lagu yang
dipopulerkan The Cure. Jadi, dalam penelitian ini yang menjadi penanda adalah
lirik lagu, petandanya adalah hasil dari pemaknaan lirik lagu tersebut.
Teori Semiotika Ferdinand De Saussure
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu tanda
(sign). Dalam ilmu komunikasi “tanda” merupakan sebuah interaksi makna yang
disampaikan kepada orang lain melalui tanda-tanda. Dalam berkomunikasi tidak
hanya dengan bahasa lisan saja namun dengan tanda tersebut kita juga dapat
berkomunikasi. Sebuah bendera, sebuah lirik lagu, sebuah kata, suatu
keheningan, gerakan syaraf, peristiwa memerahnya wajah, rambut uban, lirikan
mata, semua itu dianggap suatu tanda. Supaya tanda dapat di pahami secara benar
membutuhkan konsep yang sama agar tidak terjadi salah pengertian. Namun sering
kali masyarakat mempunyai pemahaman sendiri- sendiri tentang makna suatu tanda
dengan berbagai alasan yang melatar belakanginya. Ferdinand de Saussure
(1857-1913) memaparkan semiotika didalam Course in General Lingustics sebagai
“ilmu yang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial”.
Implisit dari definisi tersebut adalah sebuah relasi, bahwa jika tanda
merupakan bagian kehidupan sosial yang berlaku. Ada sistem tanda (sign system)
dan ada sistem sosial (social system) yang keduanya saling berkaitan. Dalam hal
ini, Saussure berbicara mengenai konvesi sosial (social konvenction) yang
mengatur penggunaan tanda secara sosial, yaitu pemilihan pengkombinasian dan
penggunaan tanda-tanda dengan cara. Bahasa di mata Saussure tak ubahnya sebuah
karya musik. Untuk memahami sebuah simponi, harus memperhatikan keutuhan karya
musik secara keseluruhan dan bukan kepada permainan individual dari setiap
pemain musik. Untuk memahami bahasa, harus dilihat secara “sinkronis”, sebagai
sebuah jaringan hubungan antara bunyi dan makna. Kita tidak boleh melihatnya
secara atomistik, secara individual ( Sobur, 2016:44).
Lirik Lagu
Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal
yang sudah dilihat, didengar, maupun yang dialaminya. Dalam mengekspresikan
pengalamannya, penyair atau pencipta lagu melakukan permainan kata-kata dan
bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya.
Menurut Noor (2004: 24) mengatakan bahwa “lirik adalah ungkapan perasaan pengarang,
lirik inilah yang sekarang dikenal sebagai puisi atau sajak, yakni karya sastra
yang berisi ekspresi (curahan) perasaan pribadi yang lebih mengutamakan cara
mengekspresikannya”. Lirik lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata
dan kalimat yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana dan 26 gambaran
imajinasi tertentu kepada pendengarnya sehingga dapat pula menciptakan
makna-makna yang beragam.
Makna
Upaya memahami makna, sesungguhnya merupakan salah satu
masalah filsafat yang tertua dalam umur manusia. Konsep makna telah menarik
perhatian disiplin komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi, dan
lingustik. Itu sebabnya, beberapa pakar komunikasi sering menyebut kata makna
ketika mereka merumuskan definisi komunikasi.
Analisis Makna Friday I’m In Love
I don't care if Monday's blueTuesday's gray and Wednesday too
Thursday I don't care about you
It's Friday, I'm in love
Monday you can fall apart
Tuesday, Wednesday, break my heart
Oh, Thursday doesn't even start
It's Friday, I'm in love
Analisis makna pada Bait I :
Menyampaikan mengenai perasaan penulis pada hari-hari yang dilalui
mulai dari hari Senin hingga Jumat yang menjadi hari paling bahagia menurut Robert
Smith sebagai penulis lirik.
Saturday waitAnd Sunday always comes too late
But Friday never hesitate
Analisis makna pada Bait II :
Penjelasan mengenai hari lain selain hari Jumat merupakan
hari yang tidak dapat diunggulkan, dan penekanan kembali pada makna dari judul
yaitu hari jumat sebagai hari bahagia.
I don't care if Monday's blackTuesday, Wednesday, heart attack
Thursday never looking back
It's Friday, I'm in love
Analisis makna pada Bait III :
Dari pengalaman Robert
Smith, ia mengalami banyak rasa sakit di hari-hari lain selain hari Jumat.
Monday you can hold your headTuesday, Wednesday, stay in bed
Or Thursday watch the walls instead
It's Friday, I'm in love
Analisis makna pada Bait IV :
Penjelasan mengenai
hari-hari lain yang juga dirasakan oleh manusia lain di hari bekerja yang
melelahkan.
Dressed up to the eyesIt's a wonderful surprise
To see your shoes and your spirits rise
Throwing out your frown
And just smiling at the sound
And as sleek as a shriek spinning 'round and 'round
Always take a big bite
It's such a gorgeous sight
To see you eat in the middle of the night
You can never get enough
Enough of this stuff
It's Friday, I'm in love
Analisis makna pada Bait V :
Penekanan mengenai kebahagiaan yang dirasakan Robert Smith tentang hal-hal yang dilakukannya Ketika hari Jumat datang dan merasakan penuh cinta.
Kesimpulan
Analisis semiotika teori Ferdinand de Saussure pada lirik lagu
"Friday I'm in Love" karya The Cure dapat menghasilkan kesimpulan
berbagai makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut. Yang dapat
mengartikan berbagai makna yang terdapat dalam lirik lagu tersebut.
Dalam lirik lagu "Friday I'm in Love", menandakan
perasaan bahagia dan euforia, seperti "Friday" (Jumat) yang sering
dianggap sebagai hari yang menyenangkan dan "love" (cinta) yang
merujuk pada perasaan positif terhadap seseorang. Dan yang dilambangkan dari
kata-kata ini adalah perasaan sukacita dan kebahagiaan yang dirasakan dalam
lagu.
Selain itu, pemilihan kata-kata dan frasa dalam lirik juga dapat
diinterpretasikan lebih mendalam menggunakan analisis semiotika Saussure. Demikian
pula, frasa "Monday you can fall apart" dapat dilihat sebagai kontras
yang menyoroti perbedaan suasana hati antara hari Jumat dan Senin.
Secara keseluruhan, analisis semiotika teori Ferdinand de Saussure
dapat membantu kita memahami lirik lagu "Friday I'm in Love" karya
The Cure dalam konteks makna dan pesan yang tersembunyi di balik kata-kata dan
frase yang digunakan.
Daftar Pustaka
Nurindahsari,
L. (2019). Analisis Semiotika Makna Motivasi Pada Lirik Lagu “Zona Nyaman”
Karya Fourtwnty. Medium, 6(1), 14-16.
PUTRA, F. A.
(2017). ANALISIS WACANA LIRIK LAGU “VONIS” KARYA BAND SIMPONI (Pesan Politik
Dalam Lagu Vonis) (Doctoral dissertation, PERPUSTAKAAN).
https://www.prungtw.com/en/blogs/news/kata-siapa-friday-i-m-in-love-lagu-cinta (23 Juni 2023)